0

Kisah Audia Siti Mirza sukses bisnis web developer

Senin, 09 Juni 2014

Audia Siti Mirza, Pebisnis Web Developer


Audia Siti Mirza dan anak
Kisah Audia Siti Mirza sukses bisnis web developer. Bagi Audia Siti Mirza, internet menawarkan kebebasan. Bebas untuk mempelajari apa saja, bebas membuatnya menentukan profesi. Karena itu, kini dia pun bebas mencurahkan waktu untuk keluarga. Sejak 2007, perempuan yang punya nama online Audee Mirza itu memutuskan bekerja di rumah sebagai freelance web developer dan graphic designer.
Sebelumnya, Audia bekerja sebagai fasilitator program yang dijalankan milik suatu instansi. Pekerjaan itu dilakoni lima tahun dengan jam kerja yang tidak menentu, bisa siang atau malam.
Audia yang menikah setelah lulus kuliah dari Jurusan Arsitektur ITS Surabaya pada 2001 sudah memiliki anak kala itu. Sang buah hati terpaksa diasuh neneknya dengan dibantu asisten rumah tangga. “Hati saya nggak tenang, kepikiran terus. Apalagi kalau sakit, rasanya miris tidak bisa menemani,” ungkap ibunda Firman Alana, 11, dan Brina Raihani, 2, itu.
Bagi dia, waktu bersama keluarga jadi sangat tidak berkualitas. “Pulang, bawa kerjaan, pastinya capek. Saat capek, apa sih yang bisa diberikan ke anak? Pasti ya ala kadarnya,” curhatnya. Audia makin sedih ketika merasa anaknya lebih akrab dengan sang nenek daripada dirinya.
Selama melakoni pekerjaan itu, Audia tidak melupakan hobi menggambar desain dan menjadi blogger. Blognya yang berisi informasi seputar desain memiliki rating kunjungan tinggi. Dia lalu mengomersilkannya lewat Google Adsense. “Kalau dari Google, yang pasang sedikit. Seringnya saya di kontak sendiri oleh pengiklan untuk pasang link atau dibikinkan artikel di blog saya. Hasilnya lumayan,” ungkapnya.
Tak berhenti di situ, Audia pun mulai mendesain logo dan layout website untuk di jual. Kadang dia juga mengikuti kompetisi pembuatan logo permintaan perusahaan. Merasa peluang bagus, Audia sekalian belajar membuat website. “Saya sempat undang mentor sih. Tapi, waktunya kilat banget,” ujar perempuan kelahiran 26 Februari 1978 itu.
Klien yang biasa order ke Audia rata-rata orang luar Indonesia. Komunikasi tentang keinginan desain dan revisi didiskusikan lewat e-mail. “Saya hanya mau terima yang tenggatnya lama, sekitar 3 bulan. Santai, biar tetap bisa memperhatikan anak,” katanya.
Soal jual logo dan font lebih bebas lagi. Itu dikerjakan jika ada mood, lalu pasang di situs direktori untuk di jual. Dari itu semua, Audia mengaku pernah mendapat penghasilan tujuh digit per bulan. “Padahal, itu kerjanya pakai daster dan nongkrong di depan komputer,” ujarnya lalu tertawa.
Enaknya lagi, Audia yang menentukan seberapa banyak pekerjaan yang bisa dia terima. Saat anak kedua lahir, Audia membatasi pesanan Website, hanya sesekali jual logo. “Balita kan butuh extra time. Besok, kalau anak sudah sekolah, baru bisa dinaikkan lagi pesanannya,” imbuhnya.
Menjalani pekerjaan di rumah membuatnya menjadi bahagia sebagai seorang ibu. Audia bisa menemani tumbuh kembang anak dan hanya bekerja saat anak sedang sekolah atau tidur. “Kalau pulang sekolah, saya senang sekali bisa tanya ke si sulung tadi di sekolah belajar apa? Terus kami bisa bermain bersama. Pekerjaan bisa saya lanjutkan lagi kalau anak tidur siang atau waktu malam,” katanya.



Tips dari Audia
Konsisten membangun “nama” di dunia maya. Responsif jika ada pertanyaan. Semakin banyak yang mampir di blog, rating di search engine akan naik. Ini yang di cari pengiklan.

Selalu mau belajar ilmu baru. Bisa kursus ataupun otodidak.

Rajin memperbarui portofolio serta mencantumkan kontak yang mudah di jangkau klien.

Meski bekerja dari rumah, tapi tetap jangan malas. Sebisa mungkin bekerjasama dengan orang kantoran, 8 jam sehari. Bedanya kalau di rumah, jam bisa di atur sendiri sesuai keiginan.

Berhubungan dengan teknologi harus selalu update.

0 Responses to "Kisah Audia Siti Mirza sukses bisnis web developer"